- Dasar Kerja Teleskop Optik
Bagian terpenting dari teleskop optik adalah objektifnya yang dapat
berupa lensa cembung (teleskop refraktor/pembias) atau cermin cekung (teleskop
reflektor/pemantul). Objektif digunakan untuk mengumpulkan atau memusatkan
cahaya bintang atau benda langit lainnya pada fokus teleskop.
Misalkan kita memotret suatu benda yang besar sudutnya a melalui sebuah refraktor. Sudut a adalah sudut yang membentang dari dari tepi ke tepi benda apabila dilihat dengan mata.
Bila benda
terletak jauh sekali, bayangan akan terletak di fokus teleskop. Bila sudut a kecil (contoh besar sudut Bulan hanya 0,5o),
maka
di mana: l adalah besar bayangan dan f adalah panjang fokus, sudut a dinyatakandalam radian. Dari persamaan (1 ) dapat ditentukan panjang bayangan yang besar sudutnya 1o adalah l = 0,017f
Contoh:
Panjang fokus refraktor Zeiss 1100 cm, maka benda
yang besar sudutnya 1o akan mempunyai bayangan sebesar
l = 0,01745 x 1100 cm = 19,195 cm = 19,2 cm.
Dengan perkataan lain setiap cm batang bayangan
menggambarkan sudut sebesar (1/19,2)o atau 0,052o atau
(jika 1o = 3600”) maka 0,052 x 3600 ”= 187,2” per cm atau 18,72 per
mm.
Maka dikatakan skala bayangan teropong tersebut
adalah 187,2 per cm atau 18,72 per mm. Jika 1 radian = 206265” busur, maka
Jumlah energi yangmembentuk bayangan sebanding
dengan luas objektif atau sebanding dengan D2, di mana D = garis
tengah objektif. Karena lebar bayangan sebandingdengan panjang fokus objektif,
maka energi pada bayangan akan disebar pada daerah yang luasnya sebanding dengan
f2. Jadi Jumlah energi cahaya yang dipusatkan padasatuan luas
bayangan, katakan pada luas 1 mm2, dinyatakan sebagai kecerahan
bayangan B. Dengan demikian kecerahan bayangan tersebut
Besaran f/D disebut angka banding-f . Sering digunakan sebagai berikut: bila
angkabanding-f adalah f/8, artinya f/D = 8.
Bila sumber cahaya bukan merupakan benda yang ”membentang”
melainkan berupa titikcahaya, bayangan juga akan berupa titik cahaya. Dalam hal
ini kecerahan bayangan hanya di tentukan oleh garis tengah objektif, jadi rumus
(4) menjadi
Betapapun sempurnanya suatu teleskop tidak mungkin
membentuk bayangan yang sempurna ketajamannya. Di sekitar bayangan akan
terdapat lingkaran-lingkaran difraksi yang sangat lemah. Dua sumber titik akan
terlihat terpisah bila bayangan
benda yang satu letaknya paling sedikit pada lingkaran difraksi pertama
bayangan benda lainnya. Hal ini dipenuhi bila jarak sudut kedua benda (sudut
yang dibentuk kedua benda itu bila dilihat daripusat objektif) sedikitnya
adalah
l = panjang gelombang cahaya, D = garis tengah objektif.
a pada persamaan (6) menyatakan sudut terkecil yang mampu dipisahkan oleh suatu teleskop, dan untuk ini diperlukan D yang besar. Cahaya kasat mata mempunyai panjang gelombangefektif 5500 Ao, maka daya pisah untuk teleskop ini adalah
a dalam detik busur dan D dalam cm.
Faktor yang menunjukkan berapa kali benda
diperbesar disebut daya perbesaran
teleskop itu. Misalkan Bulan purnama itu membentang dengan sudut 0,5o,
dan bila dilihat dengan teleskop ternyata sudutnya 10o, maka daya perbesaran
teleskop ini adalah 20.
Seperti telah dibahas di atas besar sudut benda
dilihat tanpa teleskop adalah a, dan apabila dilihat dengan teleskop adalah b.
Misalkan panjang fokus lensa objektif adalah f1 dan panjang fokus lensa okuler
adalah f2, maka daya perbesaran teleskop adalah
Contoh data teleskop:
TELESKOP
SCHMIDT – CASSEGRAIN (SC)
Komentar
Posting Komentar